Bersepeda Mengitari ‘Kota Air’ Kapuas
Tugu Kapuas
Sinar mentari pagi mulai terasa hangat.
Kicau burung di pekarangan kantor Manggala Agni Kapuas sahut-menyahut
menyambut pagi. Kehidupan di Kota Air Kuala Kapuas, Kabupaten Kapuas
Propinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) mulai bergeliat.
Saya mengambil sepeda untuk bersiap
mengitari Kota Kuala Kapuas, Ibu Kota Kabupaten Kapuas. Kota yang
mendapat penghargaan Adipura dua tahun berturut-turut tahun 2011 dan
tahun 2012 ini, memiliki daratan yang datar sehingga nyaman untuk
berkeliling memakai sepeda. Bersepeda mengitasri Kuala Kapuas juga
terasa lebih enjoy karena jumlah kendaraan bermotor tidak sepadat di
Jawa. Tak heran bila sebagian warga Kapuas khususnya anak sekolah lebih
memilih naik sepeda untuk menuju berbagai tempat. Inilah mungkin yang
menjadi salah satu alasan mengapa Kapuas meraih adipura karena udaranya
yang segar minim polusi.
Gowes sepeda sudah menjadi pemandangan khas Kota Kuala Kapuas (dok. pribadi April 2012)
Dimulai dari Jalan Patih Rumbih, saya
mulai menyusuri kota Kuala Kapuas, saya benar-benar menikmati kesejukan
Kota yang berbatasan dengan Propinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) ini.
Jalanan masih lengang di Hari Sabtu, 23 Juni 2012. Hanya anak-anak
sekolahdan beberapa warga yang pulang belanja dari pasar yang terlihat
di jalanan yang bersih.
Saya memutuskan menggowes sepeda ke arah
Pelahuhan KP3. Pelabuhan ini menjadi salah satu tempat favorit warga
Kapuas untuk nongkrong sambil menikmati Sungai Kapuas dan aktifitas
kapal barang yang sedang muat dan bongkar muatannya. Pelabuhan KP3
dulunya sangat sibuk karena menjadi pelabuhan utama yang menghubungkanK
ota Kuala Kapuas dengan kecamatan di kota lain di Kalteng bahkan sampai
ke Propinsi Kalsel. Kini, seiring berkembangnya pembangunan jalan di
darat, pelabuhan ini tidak seramai dulu. Namun KP3 tetap saja banyak
dikunjungi warga, apalagi pemerintah daerah sudah membangun taman di
sekitar Pelabuhan sehingga menjadi ruang publik yang nyaman bagi warga.
Suasana Pelabuha KP3 di Pagi Hari (dok. pribadi April 2012)
Kapal pengangukut barang di Pelabuhan KP3 Kuala Kapuas (dok. pribadi Juni 2012)
Tidak jauh dari Pelabuhan KP3 terdapat
pasar Kuala Kapuas yang bergabung dengan Pelabuhan Penyebrangan orang
dan Angkutan Kapal Penumpang. Menurut warga, dulunya di sekitar
pelabuhan penumpang, di tengah sungai Kapuas, ada pasar terapung seperti
di Banjarmasin. Sayangnya saat ini aktifitas pasar terapung sudah tidak
dapat ditemui lagi.
Pasar Kuala Kapuas (Dok. pribadi April 2012)
Pelabuhan Penyebrangan di dekat Pasar Kuala Kapuas (dok. pribadi Mei 2012)
Di dekat Pelabuhan KP3, terdapat
Guesthouse Kota Air yang berada ‘diatas’ Sungai Kapuas yang dikelola
oleh Pemerintah Kabupaten Kapuas. Tepat di depan Guesthouse terdapat
Rumah Dinas bupati Kapuas. Di Belakang Guesthouse, terapung sebuah Kapal
cukup besar terbuat dari kayu yang dinamakan Kafe Terapung. Di tempat
ini banyak wisawatan bersantai menikmati music, hidangan dan pemadangang
sungai Kapuas.
Cafe Terapung dan Guesthouse Kota Air (dok. pribadi April 2012)
Suasana bersepeda yang kental saya
temukan dengan mudah di Jalanan Kapuas yang terlihat sangat bersih.
Sekolah penuh dengan sepeda yang diparkir. Pasar juga banyak menyediakan
tempat parkir sepeda. Tak ketinggalan juga para pekerja yang berangkat
ke tempat kerjanya memakai sepeda. Sehat dan ikut membantu menjaga
kualitas udara Kota yang dipimpin oleh M. Mawardi ini.
Suasana bersepeda warga Kuala Kapuas dan tempat parkir yang memadai (dok. pribadi Juni 2012)
Di Kota Kapuas banyak juga ditemukan
Taman Kota tempat warga bersantai menikmati ruang public yang nyaman. Di
dekat stadion, terdapat taman kota yang sejuk karena banyak pohon
sengon menaungi para pengunjung.
Taman kota yang asri di pelabuhan KP3 (dok. pribadi April 2012)
Selesai mengabadikan beberapa obyek
menarik di Kota Kapuas, saya memutuskan untuk mengisi perut yang sudah
keroncongan. Lontong sayur ala Kapuas menjadi menu pagi ini. Dua buah
Lontong berbentuk segitiga sama kaki bercampur kuah santan dan rending
ayam saya santap dengan lahap.
Usai sarapan, rasanya kurang lengkap bila tidak membawa oleh-oleh buat
teman di kantor Manggala Agni Kapuas. Saya kemudian menuju tempat
menjual jajanan warga Kapuas di Jalan Barito. Beraneka ragam gorengan
yang masih hangat tersedia disana.
“Malu, Pak.”
Mendadak Ibu penjual gorengan lari masuk ke dalam rumahnya. Dia malu difoto dirinya.
“Kenapa lari, Bu? Saya Cuma mau ambil foto buat kenang-kenangan.
“Iya, Pak, malu karena sedikit orang,” jawab Ibu dengan logat Banjar yang kental.
Akhirnya saya membawa sepuluh buah gorengan untuk teman mengetik dan berbagi dengan teman.
Segar rasanya bisa berkeliling di Kota Air yang segar udaranya dan bersih jalanannya.
Menu sarapan pagi khas Kuala Kapuas, Lontong Ayam (dok. pribadi April 2012)
Aneka ragam jajanan pagi di Kuala Kapuas (dok. pribadi Juni 2012)
Sebagai informasi, kota Kuala Kapuas
bisa dijangkau melalui darat dari Kota Palangkaraya sekitar 2.5 jam
perjalanan. Kota ini juga bisa diakses dari Kota Banjarmasin melalui
jalan darat sekitar 1.5 jam perjalanan. Di kota ini juga menyediakan
penginapan bagi orang-orang yang ingin bermalam atau ingin transit
sebelum menuju kota lain. Tarif penginapan mulai dari Rp. 25.000 sampai
Rp. 660.000,-. Lokasi penginapan sederhana dan hotel banyak terdapat di
dekat pelabuhan.
Selamat menikmati kesegaran dan kebersihan Kota Air Kuala Kapuas.